Minggu, 31 Maret 2013

RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN

A. Arti Pentingnya Laporan Keuangan
Laporan keuangan bermaksud memberikan informasi mengenai kondisi keuangan Perusahaan. Laporan keuangan adalah “wakil perusahaan” dalam menjelaskan kondisi keuangannya (Jusuf, 2000: 4). Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan beserta tujuannya sebagaimana dikemukakan oleh Harahap (1999: 7-9) meliputi:
Pemilik Perusahaan
Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk:
  • Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen
  • Mengetahui hasil dividen yang akan diterima
  • Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya
  • Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham
  • Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa datang
  • Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi
Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan ini digunakan untuk:
  • Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik.
  • Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu.
  • Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian, atau segmen.
  • Menilai hasil kinerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab.
  • Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru.
  • Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, AD (Anggaran Dasar), Pasar Modal, dan lembaga regulator lainnya.
Investor
Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk:
  • Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
  • Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.
  • Menilai kemungkinan melakukan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan.
  • Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang.
Kreditur atau Perbankan
Bagi kreditur, banker, atau suplier laporan keuangan digunakan untuk:
  • Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
  • Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.
  • Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.
  • Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar daam pertimbangan keputusan kredit.
  • Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
Pemerintah dan Regulator
Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk:
  • Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.
  • Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijakan baru.
  • Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.
  • Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.
  • Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.
Analis, Akademisi, Pusat Data Bisnis
  • Bagi analis, akademisi, dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis seperti PDBI, Moody’s, Brunstreet, Standard & Poor, Pefindo laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisa, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi.
B. Pengertian lk dan Pengertian dasar alk
Pengertian Laporan Keuangan
  1. Laporan Keuangan adalah merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri.
  2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI, 2004: 04) laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
  1. Menurut Harahap (1999: 190) analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
  2. Menurut Bernstein (1983: 3) dalam Harahap (1999: 190) analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
C. Syarat-syarat Laporan Keuangan
  1. Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan harus adalah hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.
  2. Dapat dimengerti artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah dipahami oleh para pemakainya.
  3. Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
  4. Netral artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.
  5. Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya .
  6. Daya banding artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
  7. Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.
D. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut SAK dalam Harahap (1999: 74) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:
  1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
  2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak, Bank.
  3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
  4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
  5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
  6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
  7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
  8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
  9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
E. Peranan Pemeriksaan Akuntan Publik
Sebagai alat untuk memeriksa laporan keuangan klien, audit mempunyai kegunaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Dengan demikian, kegunaan audit menurut (Darsono, 2005: 33) dapat dilihat dari perspektif berbagai pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan.
Manajemen
  • Untuk mengetahui kinerjanya dalam mengelola kekayaan perusahaan. Dalam audit akan ditemukan kekurangan dan kelemahan dari sistem akuntansi yang dijalankan perusahaan, sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Pemegang Saham
  • Untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan pemegang saham. Dengan adanya audit, pemegang saham bisa memperoleh informasi yang lebih akurat tentang pengelolaan kekayaan karena telah diuji oleh pihak independen. Kecurangan dalam melaporkan dapat diminimalisir sampai sekecil mungkin, sehingga tidak terjadi salah informasi
Kreditur
  • Dapat membantu menilai kekayaan dan pengelolaan perusahaan oleh manajemen dan dapat juga dijadikan dasar dalam pemberian kredit karena mencerminkan seberapa valid dan relevan informasi keuangan perusahaan.
Pemerintah
  • Pemerintah berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan secara baik dan juga untuk mengestimasi kewajiban pajak perusahaan. Dengan adanya pendapat auditor, pemerintah akan memperoleh keyakinan atas laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penetapan pajak.
F. Jenis dan Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmin (2008: 28-30) dalam prakteknya, secara umum ada lima laporan keuangan yang bisa disusun, yaitu:
  1. Neraca (Balance Sheet) : laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksud adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
  2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) : laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh.
  3. Laporan Arus Kas : laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu.
  4. Laporan Perubahan Ekuitas : laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.
  5. Catatan atas Laporan Keuangan : Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.
Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
1. Neraca, memiliki dua bentuk penyajian (Djarwanto, 1999: 16) :
  • Bentuk rekening (account form). Dalam bentuk rekening, aktiva ditempatkan di sebelah kiri dan utang dan modal sendiri (disebut passiva) ditempatkan di sebelah kanan.
  • Bentuk laporan (report form). Dalam bentuk ini, aktiva ditempatkan di bagian atas sedang utang beserta modal sendiri ditempatkan di bawah aktiva secara vertikal.
2. Laporan Laba Rugi, memiliki dua bentuk penyajian (Fraser dan Ailen Ormiston, 2004: 102) :
  • Format satu tahap (single step format ) mengumpulkan pendapatan-pendapatan dalam satu kelompok kemudian dipotong dengan beban untuk mencapai laba bersih.
  • Format fase berjenjang banyak (multiple step format), di mana disajikan laba berjenjang – Laba kotor, laba usaha dan laba sebelum pajak – sebelum sampai ke laba bersih untuk periode berjalan.
  • Pendekatan lain dalam penyusunan laporan laba rugi yaitu yang disebut dengan “marginal contribution format“.
G. Hubungan antar Berbagai Laporan Keuangan
Neraca dan Laporan Laba/Rugi bukanlah merupakan dua laporan yang berdiri sendiri tanpa hubungan. Secara sistematis, hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 berikut (Jusuf, 2000: 40-41):
Daftar Pustaka
  1. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Ed. 1, Yogyakarta: Andi.
  2. Djarwanto. 1999. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Ed. 1, Yogyakarta: BPFE
  3. Fraser, Lyn M. dan Ailen Ormiston. 2004. Memahami Laporan Keuangan (terjemahan), Ed. 6, Jakarta: PT Indeks.
  4. Harahap, Sofyan Syafri. 1999. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Ed. 1. Cet. 2. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
  5. Jusuf, Jopie.2000. Analisis Kredit untuk Account Officer. Cet. 5. Jakarta: PT Gramedia Pustakan Utama

Minggu, 02 Desember 2012

Siklus Hidup Sistem



Siklus hidup sistem (system life cycle), SLC, adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem  atau subsistem informasi berbasis komputer. SLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem.
Fase perencanaan terdiri dari beberapa tahapan :
1.    Menyadari Masalah
Tahapan ini sangat penting bagi manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan. Karena mereka tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala-gejala permasalahan yang ada dalam suatu perusahaan.

2.    Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi semua permasahan itu. Akan tetapi, manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan semua informasi pada titik ini. Sebaliknya, manajer hanya mencari untuk mendefinisikan dimana letak permasalahannya dan apa kemungkinan penyebabnya. Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk mendukung end user computing, dan manajer ingin memakai pendekatan tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab untuk membuat definifi.

3.    Menentukan Tujuan Sistem
Dalam tahap ini manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Pada titik ini, tujuannya dinyatakan secara umum.

4.    Mengidentifikasi Kendala-kendala Sistem
Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala. Beberapa kendala ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan konsumen, kendala lain dibuat oleh manajemen perusahan, seperti keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem pada tanggal tertentu. Kendala-kendala ini penting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan.

5.    Membuat Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan:
·         Teknis
·         Pengembalian ekonomis
·         Pengembalian non-ekonomis
·         Hukum dan etika
·         Operasional
·         Jadwal

6.    Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem
Jika sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem yang menyeluruh. Penelitian sistem (system study) akan memberikan dasar terinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem itu melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberikan dasar bagi manajer untuk menenentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis.

7.    Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek
Dalam tahapan ini manajer dan komite menimbang pro dan kontra dari proyek dan rancangan  sistem yang diusulkan, serta apakah perlu diteruskan- keputusan diteruskan/dihentikan.

8.    Menetapkan Mekanisme Pengendalian
Pada tahap ini, sebelum penelitian sistem dimulai, komite pengarah SIM menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Jumlah waktu yang diperlukan untuk setiap tugas disusun berdasarkan orang-bulan. Orang-bulan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh satu orang, yang bekerja sebulan kalender penuh, untuk menyelesaikan suatu tugas. Dengan menugaskan beberapa orang pada satu tugas, jumlah bulan kalender mungkin dikurangi, walau tidak harus secara linier. Memonitor kemajuan proyek, setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian.

 
Fase analisis terdiri dari beberapa tahapan:

1)   Mengumumkan Penelitian Sistem
Di tahap ini manajemen mengambil langkah-langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditujukan pada kekuatiran pegawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka. Cara terbaik untu melawan kekuatiran ini adalah komunikasi dengan pegawai tentang (1) alasan perusahaan melaksanakan proyek (2) bagaimana sistem baru akan  menguntungkan perusahaan dan pegawai.

2)   Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai, dan bukan spesialis informasi, sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif, daripada hanya berperan pasif.

3)   Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Dalam tahap ini analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengimpulan  informasi: wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survei.

4)    Mendefisikan Kriteria Kinerja Sistem
Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifiksikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Spesifikasi ini diambil sebagai kriteria kinerja hanya jika tim proyek setuju bahwa hal ini dapat dicapai.

5)   Menyiapkan Usulan Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Disini, manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

6)   Menyetujui atau Menolak Rancangan Proyek
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakan akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali, atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek maju ke tahap rancangan.

Fase rancangan terdiri dari beberapa tahapan:

a.    Menyiapkan Rancangan Sistem yang Terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentsikan rancangan sistem baru dengan  alat-alat yang dijelaskan dalam model teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih terinci pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan tersruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.

b.   Mengidentifikasikan Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merk atau model) peralatan komputer yan g akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses yang berurutan, dimulai dengan identifikasi berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.

c.    Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analis, bekerja sama erat dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

d.   Memilih Konfigurasi yang Terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Saat manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh komite pengarah SIM.

e.    Menyiapkan Usulan Penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

f.     Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
Keputusan untuk terus dalam tahap ini sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat.

Fase Implementasi atau Penerapan

Implementasi atau penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dann konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Fase ini terdiri dari beberapa tahapan:

I.          Merencanakan Penerapan
Karena hanya tinggal satu tahap pengembangan yang tersisa sebelum sistem baru digunakan, manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk , menerapkan rancangan sistem. Mereka dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.

II.          Mengumumkan Penerapan
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama pegawai.

III.          Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Keras
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui.

IV.          Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
Saat perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal.

V.          Menyiapkan  Database
DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database. Dalam beberapa kasus, perlu dikumpulkan data-data, dan dalam kasus lain, data yang telah ada perlu dibentuk kembali sehingga sesuai dengan rancangan sistem baru. Tugas-tugas ini dilaksanakan dan data dimasukkan dalam database. Jika perusahaan belum menggunakan sistem manajemen database (database management system-DBMS), DBA akan berperan penting dalam memilih perangkat lunak itu.

VI.          Menyiapkan Fasilitas Fisik
Jika perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Ruang komputer yang menyimpan mainframe atau komputer mini berskala besar merupakan kombinasi yang rumit dari lantai yang ditinggikan, pengendalian suhu dan kelembaban yang khusus, keamana, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dan sebagainya.

VII.          Mendidik Peserta dan Pemakai
Sistem baru kemungkinan  besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka ini disebut dengan peserta, dan mereka meliputi operator pemasukan data, pegawai coding dan pegawai administrasi lainnya. Orang-orang lain akan menggunakan output sistem. Semua orang-orang ini harus dididik tentang peran mereka dalam sistem.

VIII.          Masuk ke Sistem Baru
Proses menghentikan penggunaan sistem lama memulai penggunaan sistem baru disebut curtover.
Pendekatan Dasar ini terdiri dari beberapa macam:

a)        Percontohan (Pilot) adalah suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi, seperti satu kantor atau daerah tertentu. Contohnya, Angkatan Udara mungkin mencoba suatu sistem persediaan baru pada saru pangkalan Udara.

b)       Serentak (immediate) adalah pendekatan yang paling sederhana dengan beralih dari sistem lama ke sistem baru pada satu hari tertentu. Namun, pendekatan ini hanya layak bagi perusahaan kecil atau sistem kecil.

c)        Bertahap (Phased), dalam cutover bertahap, sistem baru digunakan bagian per bagian pada suatu waktu. Misalnya  perusahaan dapat  melakukan cutover pada sistem pemasukan pesanan, diikuti oleh sistem persediaan dan seterusnya.

d)       Paralel (Parallel) Cutover paralel mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan, tetapi merupakan yang paling mahal, karena  kedua sumber daya harus dipertahankan.


Fase operasi atau penggunaan terdiri dari tiga langkah:

i.          Menggunakan Sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.

ii.          Audit Sistem
Setelah sistem baru berkesempatan untuk mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi semacam ini disebut dengan penelaahan setelah penerapan (postimplementation review) dan dapat dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh seorang auditor internal. Dalam beberapa kasus keduanya akan melakukan penelaahan yang terpisah. Hasil audit dilaporkan kepada CIO, Komite pengarah SIM dan kepada pemakai.

iii.          Memelihara Sistem
Selama manajer menggunaka sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem (system maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksanakan untuk 3 alasan:

ü  Memperbaiki kesalahan
Penggunaan sistem mengungkapkan kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem.

ü  Menjaga kemutakhiran sistem
Dengan berlalunya waktu, terjadi perubahan-perubahan dalam lingkungan sistem yang mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau perangkat lunak. Contohnya, pemerintah mengubah rumus perhitungan pajak jaminan sosial.

ü  Meningkatkan Sistem
Saat manajer menggunakan sistem, mereka melihat cara-cara membuat peningkatan. Saran-saran ini diteruskan kepada spesialis informasi nyang memodifikasi sistem sesuai saran tersebut.

Sumber:  Buku SIM karangan Raymond MCLeod, Jr. Jilid I